Jakarta (ANTARA) - Chief Indonesia and India Economist HSBC Global Research Pranjul Bhandari menilai, inisiatif pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) merupakan langkah yang baik karena membuka peluang usaha baru dan memperluas jangkauan sektor informal.
Menurutnya, penting bagi pasar berkembang seperti Indonesia untuk mencoba berbagai model untuk menjangkau bagian ekonomi yang tidak terlayani sektor formal, termasuk sektor informal yang selama ini kerap kesulitan mengakses pembiayaan.
“Jadi, pendekatan langsung ke tingkat desa adalah ide bagus,” kata Pranjul dalam media briefing secara daring di Jakarta, Jumat.
Meski begitu, Pranjul mengingatkan bahwa keberhasilan koperasi di tingkat desa membutuhkan proses yang tidak instan.
Baca juga: Menko Pangan pimpin konsolidasi percepatan Kopdes Merah Putih di Bali
Dalam perjalanannya, dibutuhkan perbaikan secara berkelanjutan hingga koperasi benar-benar menghasilkan dampak positif bagi perekonomian.
“Saya kira tantangannya di sini adalah begitu Anda memulai sesuatu, Anda akan berkembang dan belajar sambil berjalan. Setiap kali Anda mempelajari sesuatu, apa yang berhasil atau tidak berhasil, Anda melakukan perubahan dan melangkah maju,” kata Pranjul.
HSBC Global Research mencatat, mayoritas pekerja di Indonesia bekerja di sektor informal dengan persentase sebesar 60 persen. Sektor ini umumnya terkait dengan aktivitas pertanian dan usaha kecil dan memiliki porsi konsumsi nasional sebesar 55 persen.
Sementara persentase pekerja formal sekitar 40 persen dari total tenaga kerja nasional dan memiliki porsi konsumsi sebesar 45 persen.
Baca juga: Menkop: Pemerintah fokus percepatan tahap pengoperasian KDMP
Menurut HSBC Global Research, konsumsi pada pekerja informal mulai membaik sehingga turut menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap solid pada kuartal II 2025, di saat konsumsi pekerja formal melemah.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) menyebut pembentukan 80.000 unit KDMP di seluruh Indonesia berperan dalam menciptakan lapangan kerja.
Deputi Bidang Koordinasi Tata Niaga dan Distribusi Pangan Kemenko Pangan Tatang Yuliono mengatakan, proyeksi penyerapan tenaga kerja dari KDMP meliputi 240 ribu pengelola koperasi, 400 ribu pengurus koperasi, 240 ribu pengawas koperasi, dan 560 ribu tenaga unit usaha (seperti toko, apotek, cold storage, dan logistik).
Totalnya, lebih dari 1,4 juta lapangan kerja baru akan terbuka, khususnya bagi pemuda dan masyarakat desa.
Baca juga: Wamenkop tegaskan KDMP perkuat ekonomi desa yang mandiri
Terdapat 108 koperasi percontohan yang diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lainnya. Pemerintah pun menargetkan 10.000 koperasi dapat beroperasi pada Agustus 2025.
Pemerintah juga membuka akses pendanaan bagi KDMP. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 49 Tahun 2025 tentang Tata Cara Pinjaman Dalam Rangka Pendanaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.