Liputan6.com, Jakarta Nama Chef Ronald Tekilov di industri seni dan kuliner Tanah Air tak asing lagi. Kanal YouTube-nya yakni Balicooks dilanggani 122 ribuan orang. Akun Instagram terverifikasi Chef Ronald Tekilov pun punya lebih dari 300 ribu pengikut.
Pekan ini, Chef Ronald Tekilov yang akrab disapa Chef Ron didapuk menjuri ajang pencarian bakat Koki Muda 2025. Ia pun menyorot fenomena memasak melintasi zaman. Dulu masak identik dengan cewek. Kini, cowok tak ragu berkreasi di dapur.
Bahkan, Gen Z bangga bikin konten masak lalu diunggah di medsos. Chef Ronald Tekilov menilai kecintaan generasi muda Indonesia dalam memasak adalah momentum yang harus dirawat. Merekalah yang akan meneruskan pusaka kuliner Nusantara.
“Ini momentum. Saya selalu percaya pada saat orang senang, supaya dia lebih senang, kita bikin kesenangan lain,” kata Chef Ron ketika ditemui di Jakarta Utara, Rabu (6/8/2025). Chef Ronald Tekilov mengingatkan, Indonesia punya rempah-rempah.
Kekayaan rempah Indonesia dikenal dunia. Ia tertarik menantang Gen Z berkreasi dengan kencur, kunyit, dan kawan-kawan dalam kemasan yang lebih gaya sekaligus kekinian. Gen Z di Indonesia diyakini bisa melakukannya. Eksplorasi dan keberanian adalah kunci.
“Saat mereka bikin konten, bagaimana menjadikan kencur dan bawang putih disatuin. Itu cara kerennya seperti apa,” ujar Chef Ronald Tekilov seraya mengenang beberapa pekan lalu memberi tips kepada seorang chef di Pulau Dewata soal variasi telur.
Ekspektasi Terhadap Para Peserta
Biasanya, turis mancanegara makan telur dengan direbus, didadar, atau dibikin mata sapi. Taburannya hanya garam dan merica. Padahal, telur dengan serutan kunyit dan kencur tak kalah menggoyang lidah. Inspirasinya dari jamu tradisional Indonesia.
Terkait ekspektasi terhadap para peserta Koki Muda 2025, ia menyatakan, “Saya berekspektasi peserta untuk bereskpresi lebih. Dia bisa mengekspresikan satu rasa yang pernah mereka rasakan di awal mengenal makanan rumah.”
Chef Ronald Tekilov menyebut, memasak butuh kebebasan berekspresi. Di sisi lain, gen Z kerap memasak berdasar tutorial di medsos semata. Kebiasaan ini, menurutnya, perlu direformasi. Mengingat, cita rasa pertama asalnya dari rumah.
“Bukannya jelek, cuma saat masak mereka coba lihat medsos dulu. Padahal, bisa lo melihat mama mereka masak apa. Ekspektasi saya banyak koki muda yang memasak masakan rumah dielaborasi atau dibuat gaya kekinian untuk dijual,” urai Chef Ronald Tekilov.
Kuliner dan Identitas Negara
Dalam kesempatan itu, Showbiz Liputan6.com memintanya spontan menyebut tiga rempah yang wajib ada di dapur. “Kencur, kunyit, dan bawang putih. Kencur bahan yang identik Indonesia. Kunyit itu sehat. Bawang putih materi campuran yang unik,” cetusnya.
Sebagai informasi, ajang Koki Muda 2025 melibatkan 45 sekolah dan 675 tim dari tiga kota: Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Kompetisi ini dimulai dengan roadshow ke masing-masing kota. Para pemenang di tahap ini akan mewakili sekolah untuk melaju ke babak Bigbang di tiap kota.
Pemenang di fase Bigbang akan melenggang ke babak grand final. Para peserta dituntut menciptakan masakan khas Indonesia yang kreatif, inovatif, dan penuh cita rasa. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif RI, Irene Umar, menyatakan dukungan.
Menurutnya, program ini bukan hanya mendidik, tapi juga mengangkat budaya bangsa. Irene Umar menggarisbawahi, kuliner salah satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang menjadi fokus pengembangan nasional. Ini bukan tanpa sebab.
“Karena (kuliner) memiliki potensi besar membentuk identitas dan daya saing Indonesia di kancah global. Kolaborasi dunia usaha, pendidikan, serta pelaku kreatif dibutuhkan untuk memperkuat ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif,” paparnya panjang.
Menjadi Jembatan Edukatif
Sebagai informasi, ajang pencarian bakat Koki Muda 2025 digagas Koepoe Koepoe. Dalam sesi konferensi pers, CEO PT Anggana Catur Prima, Harry Widjaja, mengungkapkan kompetisi ini bukti nyata komitmen dalam menjaga cita rasa warisan bangsa.
“Kami ingin pelajar mengenal lebih dekat ragam rempah Indonesia dan belajar mengolahnya secara kreatif dengan produk kami. Melalui kompetisi ini, kami ingin menjadi jembatan edukatif antara sekolah dan dunia kuliner Tanah Air,” ucap Harry Widjaja.
Dukungan untuk ajang pencarian bakat Koki Muda 2025 yang digagas Koepoe Koepoe juga datang dari Presiden Asosiasi Profesional Kuliner Indonesia, Chef Rafael Triloko. Dalam pandangannya, program ini kombinasi antara tradisi dan inovasi.
“Ini memperkuat hubungan antara tradisi dan inovasi serta memperkuat hubungan pendidikan dan industri. Ini investasi nyata untuk mencetak generasi chef Indonesia yang siap bersiang secara global dengan tetap mengangkat kearifan lokal,” pungkasnya.