Liputan6.com, Jakarta Gala premiere film Panggil Aku Ayah karya sineas Benni Setiawan yang digelar di Epicentrum XXI Jakarta Selatan pada pengujung Juli 2025 menyisakan sejumlah catatan menarik. Salah satunya dari Tissa Biani pemeran Intan.
Panggil Aku Ayah merupakan produksi Visinema Studios dan CJ ENM dari Korea Selatan yang memproduksi Pawn. Film ini menceritakan Intan (Myesha Lin), anak perempuan yang dititipkan ibunya kepada dua penagih utang.
Keduanya yakni Dedi (Ringgo Agus Rahman) dan Tatang (Boris Bokir). Mereka tak menyangka akan menjalani hidup sebagai pengasuh anak. Beranjak dewasa, Intan diperankan Tissa Biani. Ia pun berbagi kesan soal peran Intan.
“Cerita Intan akan relatable bagi orang-orang yang rindu orang tua, baik ayah atau ibu. Film ini cocok ditonton keluarga dan anak remaja yang ingin tontonan yang tidak hanya menghibur, tapi juga mengobati kangen ayah,” kata Tissa Biani.
Yang menarik, Panggil Aku Ayah menampilkan “Tegar” karya Melly Goeslaw yang direkam Rossa pada 1999. Lagu legendaris ini dihadirkan kembali dengan aransemen baru plus pesan yang selaras dengan cerita Panggil Aku Ayah.
Tempat Spesial untuk Tegar
Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Senin (4/8/2025), Rossa berbagi cerita soal “Tegar” yang mendapat kesempatan kedua untuk menggema di layar lebar lewat Panggil Aku Ayah.
“Buat aku, ‘Tegar’ selalu punya tempat spesial. Saat pertama kali dirilis, lagu ini bicara soal kekuatan dalam luka. Sekarang, ketika ‘Tegar’ jadi bagian dari Panggil Aku Ayah, maknanya ikut berkembang,” Rossa mengulas.
Kehilangan, Ketegaran dan Cinta
“Cerita film ini tentang kehilangan, ketegaran, dan cinta yang tumbuh pelan-pelan, semuanya menyatu dengan lirik dan roh lagu ‘Tegar.’ Aku merasa sangat terhormat karena ‘Tegar’ masih relevan dan dipercaya menjadi soundtrack film sehangat ini,” imbuhnya.
“Tegar” simbol perjalanan emosional karakter Rossa, Intan, serta Dedi tentang kasih sayang, pengorbanan, dan ketegaran. Ia merefleksikan hubungan ibu dan anak yang diuji keadaan. Selain itu, hubungan Intan dan Dedi yang perlahan tumbuh jadi keluarga.
Sesuatu Yang Khas Indonesia
Di sisi lain, Panggil Aku Ayah menjadi pengalaman pertama sutradara Benni Setiawan menggarap film drama komedi keluarga. Ia tetap mempertahankan apa yang menjadi kekuatan film aslinya. Namun, Benni Setiawan tetap peduli pada konteks budaya lokal.
“Dengan menampilkan sesuatu yang khas Indonesia. Lewat film ini, kami ingin mengangkat elemen-elemen yang hadir di kehidupan sehari-hari, dari latar tempat seperti ruang keluarga sederhana, maupun karakternya yang dekat dengan kita,” urai Benni Setiawan.