
Bupati Indramayu Lucky Hakim melakukan aksi tak biasa usai memimpin upacara HUT ke-80 Republik Indonesia, Minggu (17/8). Ia melepaskan ular, burung hantu hingga biawak ke area persawahan di Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat.
Pelepasan tersebut sebagai bagian dari upaya mengendalikan hama tikus yang merajalela di wilayah tersebut. Harapannya ekosistem di persawahan Indramayu bisa pulih dengan kembalinya predator alami, sehingga petani tidak perlu menggunakan racun atau listrik yang membahayakan untuk manusia demi membasmi tikus.
“Kegiatan hari ini saya bersama kelompok tani, para kepala desa dan DKPP Kabupaten Indramayu merilis, melepas liar ular, biawak, dan burung hantu,” kata Lucky di lokasi pelepasan ular, Minggu (17/8).

Menurut Lucky, pelepasan ini bukan hanya simbolis, tapi bagian dari solusi berbasis ekosistem. Ia bilang hama tikus telah menjadi momok bagi petani, bahkan sampai menyebabkan petani harus tanam ulang.
“Zaman dulu di Indramayu banyak ular, biawak, dan burung hantu. Tapi sekarang semakin langka, entah dibunuh atau ditangkap. Padahal itu bagian dari rantai makanan,” jelasnya.

Ular yang dilepas berjumlah sekitar 200 ekor. Jenisnya lanang sapi, koros, dan ning koros. Lucky menerangkan jenis ular-ular tersebut tidak berbisa dan aman bagi manusia.
“Kalau petani ketemu, enggak usah dibunuh. Diusir aja, dia pasti pergi. Enggak akan menyerang manusia,” ujarnya.
Lucky mengaku sebagian besar ular merupakan hasil tangkapan dari wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Cirebon.
“Saya beli dari pengepul. Itu pun banyak yang nangkap liar. Bahkan ada yang bikin abon dari ular. Karena populasi ular makin habis, tikus pun makin menggila,” ucap Lucky.

Adapun untuk burung hantu, Lucky mengatakan itu merupakan saran dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Hewan tersebut disebut sebagai predator di malam hari.
“Burung hantu itu jadi penyempurna. Karena dia berburu malam, pas tikus aktif. Kita pernah lepas juga bareng Pak Menteri PU, tapi waktu itu cuma burung hantunya aja,” katanya.
Respons Petani
Langkah ini mendapat respons positif dari para petani. Salah satunya Haryono (69), petani asal Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.
“Mungkin bisa membantu untuk membasmi hama tikus yang banyak. Tikus di sini parah banget. Sampai ada yang tanam ulang,” ujarnya.
Haryono juga menambahkan, para petani tidak merasa terganggu dengan kehadiran ular di sawah.
“Kalau yang udah biasa kayak petani ya enggak takut. Selama enggak keinjak, ular juga enggak ganggu,” tutupnya.