
HUBUNGAN Australia dan Israel kian meruncing setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melontarkan serangan verbal terhadap Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Pada Selasa (19/8) malam, Netanyahu menyebut Albanese sebagai politikus lemah yang mengkhianati Israel. Komentar itu disampaikan setelah Canberra mengumumkan rencana untuk secara resmi mengakui negara Palestina bulan depan. Tindakan ini menyusul langkah serupa dari Prancis, Kanada, dan Inggris.
Menteri Dalam Negeri Australia Tony Burke menanggapi ucapan tersebut pada Rabu (14/8) dengan menyebutnya sebagai bentuk frustrasi. "Kekuatan tidak diukur dari berapa banyak orang yang bisa Anda ledakkan atau berapa banyak anak yang bisa Anda biarkan kelaparan," kata Burke kepada ABC dilansir Rabu (20/8).
Dia menambahkan, kebijakan Israel justru membuat negara itu semakin terisolasi dari dunia.
Selama beberapa dekade, Australia dikenal sebagai sekutu dekat Israel. Pada 1950-an, negeri itu bahkan menjadi rumah bagi populasi penyintas Holocaust terbesar di luar Israel, khususnya Melbourne.
Namun hubungan kedua negara memburuk tajam dalam sembilan hari terakhir sejak keputusan Canberra mendukung pengakuan negara Palestina.
Ketegangan meningkat ketika Australia pada Senin (18/8) membatalkan visa Simcha Rothman, politikus sayap kanan Israel sekaligus anggota koalisi Netanyahu.
Pemerintah Australia menilai tur pidatonya berpotensi memecah belah masyarakat. Sebagai balasan, Israel mencabut visa seorang pejabat diplomatik Australia yang ditempatkan untuk Otoritas Palestina.
Netanyahu kemudian meluapkan kemarahan di media sosial. "Sejarah akan mengingat Albanese apa adanya; Seorang politikus lemah yang mengkhianati Israel dan menelantarkan orang-orang Yahudi Australia," tulisnya di X.
Israel kini menghadapi tekanan internasional akibat perang yang masih berlangsung di Gaza yang dipicu serangan kelompok Hamas pada Oktober 2023.
Pembatasan ketat Israel terhadap bantuan kemanusiaan menimbulkan peringatan PBB tentang ancaman kelaparan besar-besaran.
Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon bahkan menilai Netanyahu sudah kehilangan akal sehat.
Sementara itu, hubungan Australia–Israel mulai goyah sejak akhir tahun lalu dipicu serangkaian insiden anti-Semit di Sydney dan Melbourne.
Netanyahu juga menuduh pemerintah Australia bersikap anti-Israel setelah terjadi serangan bom molotov terhadap sebuah sinagoge pada Desember lalu. (I-2)