
SEBUAH penelitian terbaru berhasil mengungkap misteri besar yang selama berabad-abad menyelimuti ikon Kota Venesia, Italia. Patung perunggu singa bersayap yang berdiri gagah di pusat Piazza San Marco itu ternyata berasal dari Tiongkok dan dibuat lebih dari 1.000 tahun lalu sebagai penjaga makam.
Penemuan ini dipublikasikan pada 4 September di jurnal Antiquity. Para peneliti menelusuri asal-usul logam patung dengan mengambil sembilan sampel dari berbagai bagian tubuh singa.
Melalui metode spektrometri massa, mereka menganalisis rasio isotop timbal dalam perunggu, yaitu berupa campuran tembaga dan timah dengan jejak timbal kecil. Timbal sendiri merupakan semacam “jejak kecil” dari logam lain.
Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan basis data global, dan menunjukkan bahwa logam tersebut berasal dari wilayah hilir Sungai Yangtze di Tiongkok Timur. Kawasan ini dikenal sebagai sumber besar berbagai mineral penting seperti tembaga, emas, besi, dan seng. Bahkan, penelitian terdahulu menemukan bahwa sebuah artefak dari Dinasti Shang (1600–1050 SM) memiliki pola isotop timbal yang sama dengan patung singa di Venesia.
Identik Dengan Karya Seni yang Ada di Dinasti Tang
Selain jejak logamnya, gaya artistik patung singa Venesia juga menyingkap asal-usulnya. Menurut para peneliti, patung ini memiliki kemiripan dengan karya seni Dinasti Tang (618-907 M), khususnya patung monumental bernama Zhenmushou atau penjaga makam.
Patung penjaga makam itu biasanya digambarkan sebagai makhluk hibrida dengan ciri khas moncong dan surai mirip singa, telinga runcing, tanduk, serta sayap yang terangkat. Singa bersayap di Piazza San Marco memperlihatkan banyak kesamaan, bahkan terdapat bekas logam seperti luka yang diduga merupakan sisa tanduk yang pernah dipasang.
Alasan Kenapa Bisa Sampai Italia
Para peneliti menduga, patung itu mungkin dibawa oleh Niccolò dan Maffeo Polo, ayah dan paman Marco Polo. Pada abad ke-13, keduanya menempuh perjalanan panjang di Jalur Sutra, mendirikan pos perdagangan, hingga akhirnya mencapai istana Kublai Khan di Beijing, tempat mereka tinggal selama empat tahun.
Ada kemungkinan, saat berada di Tiongkok, mereka menemukan patung penjaga makam yang sesuai dengan bayangan orang Eropa tentang sosok singa. Patung itu kemudian dibawa ke Venesia, kemungkinan dalam bentuk terpisah, sebelum akhirnya dirakit ulang oleh pengrajin logam lokal.
Pada masa itu, Republik Venesia tengah berjaya menguasai jalur perdagangan timur. Simbolnya adalah singa bersayap yang berdiri di atas air dengan kitab Injil Santo Markus di bawah cakarnya. Simbol ini juga muncul pada bendera Venesia.
“Dalam upaya menyebarkan simbol baru Republik Venesia yang kuat, mungkin saja keluarga Polo punya ide berani untuk mengadaptasi patung itu sehingga tampak, setidaknya dari kejauhan, seperti Singa Bersayap,” ujar para peneliti dalam jurnal seperti yang dikutip dari Live Science.
Transformasi patung penjaga makam dari Tiongkok menjadi lambang resmi kota Venesia merupakan bukti menarik bagaimana budaya dan perdagangan lintas benua bisa saling berhubungan. (Live Science/Z-2)