Washington (ANTARA) - Amerika Serikat pada Jumat (12/9) menolak rencana China untuk membentuk cagar alam nasional di Laut China Selatan (LCS) dengan menyebut langkah itu sebagai upaya "destabilisasi" untuk memperkuat klaim teritorial dan maritim secara sepihak di kawasan tersebut.
Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan AS "berdiri bersama" sekutunya, Filipina, untuk menolak rencana itu.
"Klaim Beijing atas Karang Scarborough sebagai kawasan cagar alam hanyalah pemaksaan untuk memperluas klaim teritorial dan maritim secara sepihak di Laut China Selatan, yang merugikan negara-negara tetangganya, termasuk dengan mencegah nelayan Filipina masuk ke wilayah tangkapan tradisional mereka," kata Rubio.
Dia mendesak Beijing untuk mematuhi putusan Mahkamah Arbitrase 2016 yang menyimpulkan bahwa China secara melawan hukum telah menghalangi nelayan Filipina beroperasi di Karang Scarborough.
"Keputusan itu bersifat final dan mengikat secara hukum bagi kedua pihak," katanya.
Filipina sebelumnya memprotes keras rencana China di LCS yang disengketakan itu, menyebutnya "ilegal dan tidak sah," seperti dilaporkan kantor berita resmi Filipina, PNA.
Pada Rabu, Beijing mengumumkan bahwa Dewan Negara China menyetujui pembentukan Cagar Alam Nasional Pulau Huangyan, yang digambarkan sebagai "jaminan penting untuk menjaga keanekaragaman, stabilitas, dan keberlanjutan ekosistem alami" di pulau yang disengketakan itu.
Selain China dan Filipina, sejumlah negara Asia Tenggara juga mengeklaim sebagian wilayah LCS, yaitu Malaysia, Brunei Darussalam, dan Vietnam.
Namun, China saat ini mengeklaim secara sepihak hampir seluruh wilayah LCS, termasuk sebagian wilayah perairain Natuna Utara, yang merupakan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Sumber: Anadolu
Baca juga: RI dan Australia tegaskan UNCLOS untuk sengketa Laut China Selatan
Baca juga: Filipina tuduh China langgar hukum internasional di Laut China Selatan
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.