Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Amerika Serikat (AS) mulai tertarik untuk mengembangkan ekosistem semikonduktor di Indonesia setelah kesepakatan tarif resiprokal tercapai.
“Dengan ditandatangani perjanjian perdagangan (tarif resiprokal), Amerika sudah mulai tertarik untuk mendorong (pembangunan industri) semikonduktor di Indonesia. Jadi, ini yang sekarang juga sedang dipersiapkan ekosistemnya,” ujar Airlangga di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa upaya tersebut penting untuk melanjutkan program hilirisasi industri di Indonesia, sejalan dengan fokus pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Meskipun telah mencapai kesepakatan terkait tarif resiprokal, Airlangga mengatakan bahwa Indonesia berupaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasar Amerika Serikat, yang termasuk salah satu pasar tradisional tujuan produk ekspor Indonesia.
Ia menuturkan bahwa pemerintah akan melakukan sejumlah langkah strategis untuk memperluas cakupan ekspor Indonesia ke sejumlah pasar non-tradisional, seperti Afrika dan Timur Tengah.
Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah juga akan memperkuat kerja sama multilateral dengan meningkatkan perdagangan antarnegara anggota ASEAN, mengimplementasikan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) mulai tahun depan, serta mendorong penguatan peran Regional Comprehensive Economic Partnerships (RCEP) dan BRICS.
“Langkah-langkah strategis yang didorong adalah untuk mengurangi ketergantungan pada pasar yang biasa (pasar tradisional perdagangan bilateral Indonesia, seperti Amerika Serikat dan China),” ucap Airlangga Hartarto.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang APBN Tahun Anggaran 2026 beserta Nota Keuangannya di Kompleks Parlemen Jakarta, Jumat, menyinggung keberhasilan pemerintah melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat sehingga yang semula tarif untuk Indonesia 32 persen, turun menjadi 19 persen.
Terlepas dari keberhasilan itu, Prabowo menyebut Indonesia masih akan mengalami banyak tantangan dagang mengingat situasi geopolitik dan geoekonomi global yang serba tidak pasti.
"Indonesia memperjuangkan kepentingan nasional di panggung global. Pemerintah berhasil dalam negosiasi tarif bilateral dengan Amerika Serikat yang lebih rendah menjadi 19 persen dari awalnya 32 persen,” kata Presiden Prabowo.
“Tentunya, ini masih merupakan tantangan, dan kita terus harus menyiapkan diri untuk keadaan di masa depan yang lebih berat bagi, untuk kita," lanjutnya.
Baca juga: Airlangga optimis ekonomi RI tumbuh lebih baik hingga tahun depan
Baca juga: Menko Airlangga sebut sejumlah leading indicator ekonomi, positif
Baca juga: RI dan Selandia Baru targetkan kerja sama dagang Rp58,3 T pada 2029
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.