AS Selidiki Panel Surya dari RI, India, dan Laos, Terancam Kena Tarif Impor

7 hours ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Pekerja melakukan perawatan panel surya di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) milik Hotel Santika Premiere Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (7/7/2021). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO

Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat (U.S. International Trade Commission/ITC) pada Jumat (30/8) memutuskan secara bulat untuk melanjutkan penyelidikan terhadap impor panel surya dari Indonesia, India, dan Laos. Langkah ini dikhawatirkan berujung pada pengenaan tarif terhadap produk hijau dari ketiga negara tersebut.

Dilansir Reuters, Minggu (31/8), produsen panel surya AS menilai bahwa perusahaan-perusahaan asal China, melalui operasionalnya di Indonesia, India, dan Laos, mendapatkan subsidi yang dinilai tidak adil, sehingga menjual produk di bawah biaya produksi. Kondisi itu dianggap merugikan investasi miliaran dolar AS serta menggerus lapangan kerja di sektor manufaktur energi surya Amerika.

“Keputusan ITC hari ini menegaskan apa yang kami tuduhkan dalam petisi: produsen surya AS dirugikan oleh impor yang diperdagangkan secara tidak adil. Perusahaan-perusahaan yang dimiliki Tiongkok di Laos, Indonesia, dan India menjalankan praktik yang merusak investasi dan lapangan kerja di Amerika,” ujar Tim Brightbill, penasihat utama Alliance for American Solar Manufacturing and Trade.

Aliansi tersebut, yang meliputi sejumlah produsen besar seperti First Solar dan Qcells (anak usaha Hanwha Group), mengajukan kasus ini sejak Juli 2025. Data mereka menunjukkan impor panel surya dari Indonesia, India, dan Laos melonjak tajam menjadi USD 1,6 miliar pada 2024, dari sebelumnya USD 289 juta pada 2022. Banyak di antaranya diyakini sebagai alihan dari negara-negara Asia Tenggara lain, yang sebelumnya sudah dikenai tarif oleh AS.

Selanjutnya, Departemen Perdagangan AS akan melakukan investigasi lanjutan. Penentuan awal untuk bea imbalan (antisubsidi) diperkirakan diumumkan sekitar 10 Oktober 2025, sementara keputusan awal terkait bea antidumping dijadwalkan pada 24 Desember 2025.

Bagi Indonesia, langkah ini dapat berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor panel surya ke pasar AS, mengingat kemungkinan pengenaan tarif baru akan membuat harga produk menjadi kurang kompetitif.

Read Entire Article