6 Game Populer yang Bikin Fans Gelisah Tiap Kali Dengar “Versi Baru�

sumber
Dulu tiap ada Final Fantasy baru, auto hype! Tapi sekarang? Ngeri!
GanSist pasti inget dong zaman FF VII, X, bahkan sampe FF XII, semua berasa masterpiece. Tapi makin ke sini, kayak FF XV dan XVI, vibes-nya makin ilang. Fokus ke grafik dan combat flashy, tapi cerita malah kedodoran, karakter kurang greget. Belum lagi FF mobile yang suka muncul tiba-tiba terus shutdown dalam waktu singkat.
"Apakah ini masih Final Fantasy… atau cuma fancy action RPG doang?"

sumber
Game jutaan umat ini mulai dipertanyakan kualitasnya.
Zaman dulu, Pokémon itu ibarat masa kecil yang bahagia. Tapi makin ke sini? Banyak yang bilang Sword/Shield dan Scarlet/Violet rilis kayak belum mateng. Grafik old school, bug di mana-mana, dan desain Pokémon yang makin... random.
"Game Freak, kamu punya duit banyak. Tapi kenapa hasilnya malah kayak gini terus?"

sumber
Dulu belajar sejarah sambil main, sekarang... malah debat sejarah!
Ubisoft sempet jadi panutan dalam gabungin sejarah dan gameplay. Tapi makin ke sini, malah kayak "agenda sosial" lebih penting dari cerita. Contohnya AC Shadows, karakter utama samurai kulit hitam di Jepang kuno? Banyak yang merasa itu terlalu dipaksakan dan nggak akurat secara historis.
"Boleh dong kreatif, tapi masa harus ngorbanin logika sejarah?"

sumber
BF 2042 = battlefield of bugs and disappointment.
Siapa yang gak kangen BF 3 atau BF 4? Perang epik, teamwork gila, peta luas. Tapi pas BF 2042 keluar? Banyak fitur dihilangin, UI amburadul, bug di mana-mana, dan konten yang dikit banget. Walau katanya “udah diperbaiki,” banyak yang trauma buat pre-order lagi.
"Kami bukan beta tester, bos!"

sumber
Dulu deep dan penuh konflik moral, sekarang malah debat sosial.
DA: Origins dan Inquisition punya tempat spesial di hati para RPG lovers. Tapi pas diumumin DA: The Veilguard? Reaksi fans campur aduk. Banyak karakter baru yang terlalu "kontemporer" untuk dunia fantasi abad pertengahan, dan terkesan maksa keberagaman.
"Fantasy itu bebas sih, tapi kalo semua terasa kayak kampanye sosial, susah juga nyelam ke dunia gamenya."

sumber
Dulu main RO di warnet rame-rame, sekarang main sendirian sambil nahan godaan top-up.
RO udah jadi legenda MMORPG, tapi makin ke sini, versi-versi mobile-nya cuma ngandelin nostalgia. Sistemnya penuh auto-play, gacha, dan pay-to-win. Fans lama banyak yang nyerah karena game-nya gak lagi soal grinding bareng, tapi siapa yang dompetnya lebih tebal.
"Dulu farming zeny, sekarang farming promo top-up."