
ABALON dikenal sebagai salah satu makanan laut dengan harga tinggi. Pertumbuhannya yang lambat membuat produksinya tidak sebanding dengan permintaan pasar yang terus meningkat.
Jika di Asia Timur seperti Korea Selatan dan Tiongkok, abalon cukup populer, di Indonesia kerang ini belum banyak dikonsumsi dan masih kalah pamor dibanding jenis kerang lainnya. Padahal, abalon menyimpan beragam nutrisi penting, mulai dari protein, fosfor, kolin, omega-3, vitamin, hingga mineral seperti zat besi, kalium, dan kalsium.
Berikut 5 manfaat abalon bagi kesehatan:
1. Meningkatkan daya tahan tubuh
Kandungan zinc dan protein pada abalon berperan penting dalam menjaga kekebalan tubuh. Keduanya membantu tubuh melawan penyakit serta memperbaiki jaringan yang rusak. Kekurangan protein dapat membuat tubuh sulit memproduksi antibodi, sehingga asupan dari makanan tinggi protein seperti abalon sangat diperlukan.
2. Membentuk otot
Protein dari abalon juga bermanfaat dalam pembentukan dan peningkatan massa otot. Namun, manfaat ini akan lebih optimal bila diimbangi dengan latihan fisik secara rutin.
3. Menjaga kesehatan jantung
Omega-3 dan vitamin B12 yang terdapat dalam abalon dapat membantu menurunkan tekanan darah serta menghambat peradangan pada pembuluh darah. Kekurangan vitamin B12 bahkan dapat meningkatkan kadar homosistein dalam darah, yaitu protein yang bisa memicu risiko penyakit jantung.
4. Meningkatkan kesehatan otak
Selain baik untuk jantung, kombinasi omega-3 dan vitamin B12 dalam abalon juga mendukung fungsi otak. Kekurangan dua nutrisi ini dapat mengganggu perkembangan serta fungsi otak. Penelitian juga menunjukkan bahwa vitamin B12 dapat memperlambat kerusakan otak pada orang dengan kadar omega-3 tinggi dalam darah.
5. Menjaga kesehatan tulang
Abalon kaya akan protein, kalsium, fosfor, dan magnesium, yang semuanya berperan menjaga kekuatan serta kepadatan tulang. Agar penyerapan kalsium lebih maksimal, konsumsi abalon sebaiknya disertai makanan yang mengandung vitamin D. Dengan begitu, tulang tetap sehat dan terhindar dari risiko osteoporosis. (H-4)