39 Orang Tewas di Gaza Dalam Sepekan Akibat Serangan Israel

Orang-orang berduka di dekat jenazah korban serangan Israel di Jabalia, di Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Rabu (14/5/2025). Foto: Bashar Taleb/AFP

Aksi militer Israel di Gaza terus memakan korban sipil. Pada Sabtu (16/8) Badan Pertahanan Sipil Gaza mencatat setidaknya ada 39 orang tewas dalam sepekan belakangan.

"Kondisi Gaza, terutama di pemukiman Zeitun terus memburuk. Warga tak punya akses untuk makanan dan air, karena terus dibombardir Israel," kata jubir Badan Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Bassal, dilansir AFP.

Ia menambahkan, setidaknya ada 50.000 orang yang ada di kawasan tersebut. Kebanyakan kini tak punya air, makanan, atau kebutuhan hidup dasar.

AFP belum dapat memverifikasi jumlah korban tewas ini, sebab militer Israel membatasi aktivitas media di kawasan tersebut. Data yang didapat adalah data yang diberi dari Badan Pertahanan Sipil Gaza atau dari militer Israel.

Namun, pada beberapa hari belakangan, penduduk Gaza memberitahu AFP, bahwa intensitas serangan udara di Gaza makin meningkat.

Militer Israel sendiri membantah tudingan ini.

"Kami berkomitmen untuk memitigasi jatuhnya korban sipil dari aktivitas operasi, dengan ketat dan sesuai hukum internasional," kata militer Israel.

Militer Israel beroperasi di Jalur Gaza selama gencatan senjata sementara antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dalam gambar selebaran ini dirilis pada 27 November 2023. Foto: Israel Defense Forces/Reuters

Perluasan Operasi

Pada Jumat (15/7), Israel mengakui memperluas operasi di kawasan Zeitun.

Hal ini dirasakan oleh warga setempat Ghassan Kashko (40 tahun). Ia bersama keluarganya untuk sementara mencari perlindungan di sebuah bangunan sekolah.

"Kami tidak bisa tidur, serangan udara dan tembakan dari tank menyebabkan ledakan, dan itu tak berhenti," kata Kashko.

Sementara data dari Badan Pertahanan Sipil Gaza menyebut ada 13 warga Palestina mati, saat mengantre bantuan makanan, baik itu di utara atau selatan Zeitun.